TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG DI BLOG INI

Jumat, 02 Desember 2022

Cerita Pendek Karya Siswa SMP Negeri 2 Ambunten

Sahabat Sejati
Oleh : Alisa Jauhari
(Siswa SMP Negeri 2 Ambunten)

 

            Amel seorang siswa di salah satu sekolah menengah atas. Dia mempunyai seorang sahabat yang bernama Nadia. Mereka selalu berangkat ke sekolah bersama. Amel juga mempunyai teman laki-laki yang bernama Ferdin. Mereka sudah berteman dekat sejak SMP.

Suatu waktu Amel melihat  Nadia dan Ferdin bercanda bersama dan mereka terlihat akrab seperti orang pacaran. Amel pun cemburu melihatnya. Tetapi, Amel masih menyembunyikan kecemburuan itu di depan Nadia.

Namun lama-lama rasa cemburu yang terpendam Amel ingin di keluarkan. Akhirnya dia memutuskan untuk bercerita kepada Nadia tentang perasaannya ke Ferdin.

"Nadia, aku mau ngomong sesuatu, nih. Tapi awas, jangan ngomong ke siapa-siapa, ya!" kata Amel sambil menaruh telunjuk di tengah bibirnya.

"Kamu mau ngomong apa, Mel?" tanya Nadia.

"Jujur, aku suka dengan Ferdin sejak lama.  Aku cemburu saat kamu dekat sama Ferdin," ungkap Amel dengan sedikit rasa malu.

"Kamu suka sama Ferdin? Serius, Mel?" tanya nadia penuh penasaran.

"Ya, tapi kamu jangan bilang  ke Ferdin, ya!" harapnya.

"Ya, maaf sebelumnya kalau aku udah bikin kamu cemburu," aku Nadia.

"Oke, terima kasih, ya," kata Amel.

 

****************

 

Esok harinya mereka sedang di pantai Slopeng menikmati angin sore. Sore itu sangat cerah. Amel menulis sesuatu di pasir menggunakan kayu. "Amel dan Nadia" itu yang amel tulis. Entah mengapa tiba-tiba saja tangan Amel sepertinya ada yang menggerakkan hingga membuat tulisan itu. Nadia hanya membaca sepintas, namun tidak terlalu menghiraukannya.

"Amel!!!" Nadia berteriak saat Amel sedang bermain-main pasir di pantai itu. Dia kurang menghiraukannya.

"Hey! Kenapa kau menangis?”  tanya Amel.

"Saldalku hanyut ke tengah laut," kata Nadia.

“Aku takut dimarahi ibu,” lanjutnya.

"Sebentar akan kuambilkan," kata Amel sambil menarik celananya ke atas.

Dengan leging dan kaus ia mengejar sandal Amel yang terseret arus pantai ke tengah. Padahal waktu itu matahari sudah petang. Nadia terus menunggu dengan cemas. Tak lama kemudian Amel berhasil mengambil sandal Nadia.

“Alhamdulillah....., terima kasih ya, Amel,” ucap Nadia.

Berhubung matahari sudah hampir tenggelam, Amel mengajak Nadia untuk segera pulang dari pantai tersebut. Tidak lama kemuadia terdengar suara azan dari beberapa musalla terdekat. Mereka naik sepeda motor Vario hitam milik Amel, namun Nadia saat itu yang menyetirnya. Dalam perjalanan mereka terlihat bercanda riang. Seperti biasanya mereka memang sering tertawa terkekeh-kekeh kalau sudah bercerita tentang kesenangannya.

Di luar dugaan dari depan ada sebuah mobil pikap melaju kencang. Tiba-tiba mobil tersebut jalannya oleng dan menabrak Amel dan Nadia. Amel terpelanting jauh dari motornya, sedangkan Nadia jatuh tidak jauh dari sepeda motornya.

 Untung saja sopir pikap iru bertanggung jawab terhadap kejadian itu. Amel dan Nadia segera dinaikkan ke mobilnya dan dilarikan ke rumah sakit. Sedangkan motornya dititipkan ke rumah terdekat dengan kejadian itu.

Sampai di rumah sakit kedua anak ini langsung ditangani oleh petugas dan segera dilakukan tindakan medis. Nadia hanya luka memar di lutuh dan siku tangannya. Namun Amel terdapat terluka beberapa bagian termasukm pada bagian kepalanya.

Setelah dilakukan pemeriksaan, menurut penjelasan dokter pada Amel terjadi pendarahan di bagian otaknya. Saat itu Amel juga sempat muntah beberapa kali.

Nadia dan Amel dirawat dalam satu ruangan sambil menunggu orang tua Amel datang. Beberapa saat kemudian orang tua Amel datang. Amel masih sempat bercerita kepada ibunya. Amel sempat minta maaf kepada kedua orang tuanya karena dia pulang hingga waktu magrib.

Tak lama kemudian Ferdin pun datang untuk menjenguk Amel dan Nadi. Ferdin mendengar berita kecelakaan temannya melalui media sosial grup WhatsApp.

 "Maaf, ya Amel aku baru tau tadi kalau kamu masuk rumah sakit," ucap Ferdin.

 "Iya gapapa kok lagian cuma luka dikit aja," kata Amel.

 "Emang kamu habis dari mana kok bisa kecelakaan kayak gini?" tanya Ferdin.

 "Iyaa, tadi aku sama Nadia habis dari pantai, tiba-tiba mobil di depan aku remnya mungkin blong tiba-tiba oleng lalu nabrak aku," jelas Amel.

 Ferdi menjulurkan tangannya ke arah Nadia. Nadia menyambutnya dan mencium tangan Ferdin, teman setianya itu. Terlihat senyuman dari bibir mungil Nadia. Nadia melirik ke muka Amel, lalu minta tangan Amel dan tangan Ferdin disatukan dan diciumnya.

“Maafkan aku, ya! Terusin ya persahabatan kalian!” kata Nadia setengah serak hampir tidah terdengar.

Amel dan Ferdin memberikan isyarat dengan nanggukan. Amel kembali tersenyum. Tidak terasa air mata Amel dan Ferdin menetes deras. Ada isak tangis yang hampir tak dapat dibendung walaupun setengah ditahan.

"Semoga cepet sembuh ya, Amel," kata Ferdin.

 "Iyaa, makasih," ucap Amel.

                        "Amel kamu cepet sembuh ya, biar kita bisa berangkat sekolah bareng lagi!" kata Nadia memeluk Nadia seakan tak mau melepasnya.

 "Iyaa makasih ya," jawab Amel.

 Amel pun kembali mengambil tangan Nadia dan Ferdin.  Lalu Amel  menggenggam tangan mereka berdua. Amel menatap wajah kedua sahabatnya itu. Amel kembali tersenyum dari balik bibirnya.

Karena waktu sudah malam, Amel dan Ferdin pamet pulang pada Nadia dan ibu Amel.

“Doain ya, Amel cepat sembuh dan bisa bersekolah lagi,” kata Ibu Amel.

“Iya, Bu semoga tidak terjadi apa-apa pada Amel,” kata Nadia dan Ferdin

“Pulang dulu, ya tetap semangat kamu!” saran Nadia.

Nadia dan Ferdin pulang meninggalkan ruangan tempat sahabatnya dirawat.  Dilihatnya wajah sahabatnya sebelum Nadia dan Ferdin meninggalkan ruangan rumah sakit. Amel kembali tersenyum mengiringi kepulangan dua sahabat setianya.

Malam yang pekat disertai hujan gerimis menghiasi dinginnya malam. Sesampainya di rumah Nadia langsung istirahat malam. Ibunya sempat menanyakan tentang keberadaan Nadia.

“Tapi kamu tidak apa-apa, Nak?” tanya ibunya saat itu.

“Hanya luka sedikit, Bu,” jawab Nadia.

“Bagaimana dengan Amel?”

“Masih memerlukan perawatan Bu,” jelas Amel.

“Ya, sudah cepat tidur!” suruh ibunya.

 

****************

 

Malam itu Nadia sering bangun. Dia kepikiran dengan keberadaan temannya, Amel. Dia merasa bersalah karena dialah yang menyebabkan kecelakaan itu. Dia yang menyetir motornya. Seandainya dia cekatan bisa menghindar dari mobil yang menabraknya, mungkin nasib temannya tidak separah itu. Mungkin hanya terjatuh saja.

Menjelang waktu Shubuh HP Nadia berdering mengagetkan Nadia yang sedang berusaha nyenyak tidur.

“Hallo, kenapa Ibu?” tanya Nadia kaget karena yang menelepon adalah ibunya Amel.

“Amel meninggal, Nak,” kata ibu Amel disertai tangisnya.

“Be ....betuul Ibu ......?” kata Nadia berkali-kali menanyakannya penasaran bahwa sahabatnya sudah meninggal.

Ibu Amel tidak bisa melanjutkan percakapannya dengan Nadia. Sontak Nadia menangis sejadi-jadinya. Air matanya mengucur membasahi selimut tidurnya.

“Ya, Allah ....., mengapa Engkau begitu cepat mencabut nyawa sahabatku? Berikan tempat terbaik di sisi-Mu ya, Allah....!” mohon Nadia.

Nadia sempat teringat apa yang dikatakan saat dia mau pulang dari rumah sakit. “Lanjutkan persahabatan kalian.” Itulah kata-kata yang melekat dalam ingatan Nadia. Itulah kata-kata terakhir yang terucap dari mulut sahabatnya.

Nadia hampir tak percaya akan hal ini. Sahabatnya pergi karena dia. Dia menyesali perbuatannya. Mengapa dia pulang dari pantai itu hingga menjelam waktu Magrib. Kini pantai itu adalah saksi bisu akhir persahabatan mereka. "Semoga kau tenang di  sana, Amel," kata Nadia dalam hatinya.

 

 

*** Selesai ***

 

 

 Profil Penulis



Penulis cerpen ini bernama lengkap Alisa Jauhari. Teman-temannya sering memanggilnya Lisa. Dia terlahir di sebuah desa Tambaangung Timur, Ambunten. Tercatat di kependudukan tanggal lahirnya : Sumenep, 20 Juli 2008.

Cewek yang saat ini siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Ambunten ini memiliki hobi membaca dan menulis. Dia sangat suka membaca buku-buku cerita seperti cerpen, novel, dan cerita-cerita anak lainnya.

Sehari-harinya dia tekun belajar baik di sekolah maupun di rumahnya. Tidak heran karena dia mempunya cita-cita ingin menjadi seorang dokter.

Dalam media sosial dia memiliki beberapa akun pribadi : 

WhatsApp 081934739219, 

Instagram : Alisa_gbkl04, dan alamat email Alisahindah@gmail.com.

Pesan kepada teman-teman :

Ayo belajar menulis mulai sekarang. Untuk meningkatkan kemampuan tentunya harus diiringi dengan kebiasaan membaca. Sebab dengan membaca kita akan memiliki kekayaan kosa kata yang mendukung, sehingga memudahkan kita dalam menuangkan kata-kata ke dalam tulisan.




 

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TASYAKURAN PELEPASAN KELAS IX SMP NEGERI 2 AMBUNTEN

  TASYAKURAN PELEPASAN KELAS IX SMP NEGERI 2 AMBUNTEN KABUPATEN SUMENEP - PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN PELAJARAN 2023-2024